TAEKWONDO
01.13 | Author: gandana
I. MATERI UMUM PELATIHAN TAEKWONDO
Dalam mempelajari Taekwondo ada tiga materi penting yang harus dipelajari, tiga materi penting itu yaitu:

1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan unsur palgwe.

2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/objek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut biasanya dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.

3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dengan dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

Untuk mempelajari ketiga materi pelatihan di atas perlu dipelajari terlebih dahulu dasar-dasar teknik Taekwondo, yaitu gerakan dasar Taekwondo (Ki Bon Do Jak), dan berbagai hal yang berkaitan dengan teknik itu sendiri.

II. DASAR-DASAR GERAKAN TAEKWONDO
Dasar-dasar Taekwondo merupakan komponen gerakan dan berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan dengan menggunakan bagian tubuh. Dasar-dasar Taekwondo terdiri dari 5 komponen dasar, yaitu :

A. Bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So).
1. Eolgol (Bagian atas / kepala / muka).
2. Momtong (Bagian tengah / badan).
3. Arae (Bagian bawah tubuh).

B. Bagian Tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan.

1. Kepalan (Jumeok).

2. Tangan (Son) / ruas-ruas tangan terbuka.
a. Sonnal / Pisau tangan sisi ruas kelingking.
b. Sonnal Deung / Pisau tangan sisi ruas pangkal jari telunjuk dan ruas pertama ibu jari.
c. Batang Son / Bantalan telapak tangan.
d. Pyonson-Keut / 4 ujung jari tangan rapat untuk menusuk.

3. Lengan (Pal).
a. An Palmok : Sisi segaris dengan ibu jari / sisi dalam lengan.
b. Bakkat Palmok : Sisi segaris dengan ruas kelingking / sisi luar lengan.
c. Deung Palmok : Sisi segaris dengan punggung telapak tangan.
d. Mit Palmok : Sisi yang segaris dengan bantalan telapak tangan.

4. Siku tangan (Palkup).
a. Palkup adalah titik pertemuan sendi ketika lengan dilipat ke arah dada / ke dalam.
b. Serangan dengan siku tangan dapat dilakukan dengan menggunakan sisi sebelah atas atau bawah dan diarahkan ke atas, bawah, ke luar, ke dalam, dan kebelakang.

5. Kaki bagian atas (Dari) termasuk Lutut (Murup).
a. Mureup (Lutut).
b. Jeonggang Wi (Tulang Kering).

6. Kaki bagian bawah (Bal).
a. Apchuk : Ujung bantalan kaki dengan jari-jari ditekuk ke atas.
b. Dwichuk : Tumit bagian dasar.
c. Dwikkumchi : Tumit bagian belakang.
d. Balnal : Pisau kaki.
e. Baldeung : Punggung kaki.
f. Balnal deung : Pisau kaki bagian dalam.
g. Balbadak : Telapak kaki keseluruhan.
h. Balkkeut : Ujung jari kaki ; sering digunakan untuk melakukan tendangan ke arah kemaluan (Nangsim Chagi).

C. Sikap kuda-kuda (Seogi).
Sikap kuda-kuda secara pokok dibagi tiga, yaitu :

1. Neolpyo-seogi : Sikap kuda-kuda terbuka.
a. Naranhi seogi : Sikap sejajar dengan kaki terbuka satu telapak tangan dan tangan menyeimbangkan lebar kaki.
b. Juchum seogi : Sikap duduk dengan kedua kaki selebar kurang lebih panjang satu langkah lebar.
c. Ap seogi : Sikap jalan pendek.
d. Ap kubi seogi : Sikap jalan panjang.
e. Dwit kubi seogi : Sikap kuda-kuda L dengan jarak antara kaki satu langkah dan berat badan terletak 2/3 di belakang, posisi badan tetap tegak.
f. Beom seogi : Sikap kuda-kuda harimau, tumit kaki depan terangkat dengan lutut sedikit tertekuk, lebar kaki selebar bahu dan lutut kaki belakang tertekuk mengarah sedikit ke dalam.

2. Moa seogi : Sikap kuda-kuda tertutup.
a. Moa seogi : Sikap kuda-kuda tertutup dengan kedua kaki rapat.
b. Dwi chuk moa seogi : Rapat pada kedua sisi tumit bagian dalam.
c. Ap chuk moa seogi : Rapat pada kedua ibu jari kaki.
d. Koa seogi : Sikap kuda-kuda kaki menyilang dengan tulang kering bawah dan cekung sebelah dalam betis kaki yang lain saling menyilang.

3. Teuksu Poom Seogi : Sikap-kuda-kuda khusus.
a. Kibon junbi seogi : Sikap kuda-kuda siap dengan lebar kaki sebahu dan kedua tangan mengepal di depan pusar / jarak satu kepalan.
b. Bojumeok junbi seogi : Sikap kuda-kuda rapat dengan tangan kanan mengepal dan ditutup tangan kiri di depan leher.

D. Teknik Bertahan / Menangkis (Makki).

1. Arae makki : Tangkisan ke bawah.
2. Eolgol makki : Tangkisan ke atas.
3. Momtong an makki : Tangkisan ke tengah dari luar ke dalam.
4. Momtong bakkat maki : Tangkisan ke tengah dari dalam ke luar.
5. Sonnal momtong makki : Tangkisan ke tengah dengan pisau tangan, bakkat palmok digunakan untuk menangkis serangan dengan kuda-kuda dwit kubi seogi.
6. Batang son momtong an makki : Tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan.
7. Kawi makki : Tangkisan menggunting.
8. Sonnal bitureo makki : Tangkisan melintir dengan satu pisau tangan.
9. Hecho makki : Tangkisan ganda ke luar.
10. Eotgoreo arae makki : Tangkisan silang ke arah bawah.
11. Wesantul makki : Tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar, kuda-kuda lutut ditekuk sesuai dengan tangan yang menangkis ke arah eolgool, arah pandangan ke sisi tangkisan arae makki.

E. Teknik Serangan (Kyongkyok Kisul) yang terdiri dari:

1. Pukulan / Jierugi (Punching).
a. Momtong jireugi : Pukulan lurus ke depan, sasaran tengah.
b. Yeop jireugi : Pukulan lurus ke samping sisi badan.
c. Dangkyo teok-jireugi : Pukulan ke rahang sambil tangan lainnya menarik.
d. Du jumeok jecho jireugi : Pukulan ganda mengait ke atas, ke arah rusuk, umumnya kuda-kuda yang dipakai menyilang.

2. Sabetan / Chigi (Striking).
a. Han sonnal mok chigi : Sabetan tunggal dengan pisau tangan ke arah leher dari luar ke dalam, siku tangan lurus pada akhir gerakan.
b. Jebipoom mok chigi : Sabetan dari luar ke dalam dibarengi tangkisan pisau ke arah atas.
c. Me jumeok naeryo chigi : Sabetan ke depan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking.
d. Dung jumeok eolgool ap chigi : Sabetan depan mengggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas.
e. Palkup dollyo chigi : Sabetan memutar dengan siku tangan, kepalan tangan di tutup dengan telapak tangan sejak memulai gerakan.
f. Palkup pyojeok chigi : Sabetan siku tangan dengan sasaran target terpegang.
g. Mureup chigi : Sabetan dengan menggunakan lutut ke arah tengah dan atas.
h. Deung jumeok bakkat chigi : Sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan.

3. Tusukan / Chierugi (Thrusting).
a. Pyonson-Keut / 4 ujung jari tangan rapat untuk menusuk.
i. Pyonson-Keut Sewo Chireugi : Jika posisi tangan terbuka tegak dengan ibu jari, tangan lainnya menopang pada siku tangan yang menusuk.
ii. Pyonson-Keut Upeo Chireugi : Jika posisi telapak tangan telungkup.
iii. Jechin-Pyonson-Keut : Jika posisi telapak tangan terlentang.
iv. Variasi lain : Gawison Keut : Menusuk dengan satu atau dua jari tangan.
v. Variasi lain : Ageum Son : Posisi mencekik.

4. Tendangan / Chagi (Kicking).
a. Ap chagi : Tendangan ke depan dengan menggunakan apchuk.
b. Dollyo chagi : Tendangan serong memutar dengan menggunakan baldeung / punggung kaki.
c. Yeop chagi : Tendangan samping dengan menggunakan bal nal / pisau kaki.
d. Dwi chagi : Tendangan belakang lurus dengan menggunakan dwi chuk (tumit).
e. Naeryo chagi : Tendangan menurun / mencangkul dengan mengangkat kaki setinggi mungkin dari arah dalam, luar, ataupun depan, dan dijatuhkan sekuat mungkin ke arah sasaran (kepala, tulang belikat, dan dada).
f. Twio yeop chagi : variasi tendangan samping yang dilakukan dengan loncatan.
g. Dwi huryeo chagi (Dwi Hurigi) : Tendangan ke belakang arah kepala mengait dengan menggunakan dwi kumchi (tumit bagian belakang) atau balbadak (telapak kaki).
h. Dubal dangsang chagi : Tendangan dua target sasaran ke arah depan, biasanya sasaran pertama lebih rendah dari sasaran kedua.
i. Twio ap chagi : Tendangan ap chagi kaki belakang didahului loncatan.
j. Twio dwi chagi : Variasi dwi chagi dengan loncatan.
08.15 | Author: gandana

TALAS

Talas adalah satu diantara umbi berupa tanaman rimpang yang sangat populer. Sebagai umbi, dibalik rimpangnya yang berbentuk mungil meruncing dan menggembung ternyata berguna dalam berbagai hidangan.

Umbi talas yang mudah dikenal dapat divariasikan menjadi berbagai olahan karena memiliki rasa yang sangat khas. Saat ini talas tumbuh diberbagai negara seperti India Barat, Afrika Barat dan Utara. Bahkan di Asia, tanaman talas ditanam secara luas di China dan diseluruh Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah serta daerah Mindanao dan Bikol.

Di Indonesia tanaman talas bisa dijumpai paling banyak di Bogor, Malang, dan Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman karena umbinya lezat dan mudah diolah baik digoreng atau dibuat keripik dan produk olahan lainnya.

Talas termasuk tumbuhan tegak yang memiliki perakaran liar, berserabut dan dangkal. Batang yang tersimpan dalam tanah pejal, bentuknya menyilinder (membulat), umumnya berwarna cokelat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat diatas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas (stolon). Daun memerisai dengan tangkai panjang dan besar.

Manfaat dan Khasiat

Umbi talas, dan helaian daun bila dimasak lebih dulu dapat dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Saat ini talas merupakan makanan pokok di banyak pulau termasuk Papua yang berpengaruh secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara adat.

Talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival keagamaan, sebagai obat - obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula. Daunnya digunakan untuk membungkus masakan buntil, dapat dimasak dan dimakan sebagai selada.

Awalnya talas di Filipina digunakan pada saat makanan pokok dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Di Hawai dan beberapa bagian Polynesia, umbi talas dikukus dan dihaluskan untuk dibuat pasrta dan dapat diolah untuk puding.

Mengolah Talas

Sebelum mengolah talas menjadi beragam kudapan (olahan lain) dan jika salah mengolah talas bukan makanan yang dihasilkan bertambah enak tapi penderitaan yang bisa dipetik. Yang pertama diperhatikan mengurangi kadar kalsium oksalat pada talas. Kalsium oksalat dari persenyawaan garam antara ion kalsium dan ion oksalat. Ion ini sangat bermanfaat untuk proses metabolisme dan untuk pertahanan internal bagi talas.

Namun untuk manusia senyawa ion bisa menimbulkan rasa gatal - gatal dan iritasi pada kulit (tenggorokan). Untuk menghindari hal itu bisa merendam talas dengan larutan garam. Perendaman bisa dilakukan selama lima menit, kemudian dicuci bersih dan talas siap diolah menjadi ragam olahan.